Perkerasan
Jalan merupakan lapisan perkerasan yang terletak di antara lapisan tanah dasar
dan roda kendaraan yang berfungsi memberikan pelayanan kepada sarana
transportasi, dan selama masa pelayanannya diharapkan tidak terjadi kerusakan
berarti ( Silvia Sukirman, 2003 ). Material utama pembentuk lapisan perkerasan
jalan adalah agregat, yaitu 90%-95% dari berat campuran perkerasan. Perkerasan
Jalan dibuat berlapis-lapis agar mempunyai daya dukung dan keawetan yang
memadai, tetapi juga ekonomis.
Tiap – tiap lapisan memiliki fungsi yang berbeda-beda. Diantaranya:
1. Lapis Permukaan
Fungsi lapis permukaan terdiri atas
2 bagian :
· Struktural
- Mendukung & menyebarkan
beban kendaraan (beban vertikal & horisontal)
· Non-Struktural
- Lapis kedap air
- Menyediakan permukaan yang
rata
- Membentuk permukaan yang
tidak licin
- Sebagai lapis aus
2.
Lapis Pondasi Atas, berfungsi sebagai;
-
Lapis pendukung bagi lapisan permukaan
- Pemikul beban vertikal
& horizontal
- Lapis peresapan bagi lapis pondasi
bawah
3.
Lapis Pondasi Bawah, berfungsi sebagai;
- Penyebar beban roda
- Lapis peresapan
- Sebagai bagian dari kontruksi perkerasan untuk mendukung dan
menyebarkan beban ke roda.
- Mencapai efesiensi penggunaan matrial yang relative
murah agar lapisan selebihnya dapat dikurangi tebalnnya.
- Untuk mencegah tanah dasar masuk kedalam lapisan pondasi.
- Sebagai lapisan pertama agar
pelaksanaan dapat berjalan dengan lancer.
4. Tanah dasar (‘subgrade’),
berfugsi sebagai;
- Permukaan tanah dari galian atau timbunan yang dipadatkan
- Merupakan permukaan dasar untuk perletakan bagian-bagian
perkerasan lainnya
Perencanaan Perkerasan Jalan terbagi
2 yaitu;
1. Desain struktur perkerasan (structural
pavement design) merupakan tahap penentuan tebal perkerasan dan
bagian-bagiannya.
2. Desain campuran untuk pengaspalan (paving
mixture design) merupakan tahap penentuan jenis dan kualitas bahan yan akan
digunakan untuk lapis perkerasan, serta pembuatan campuran untuk lapis
perkerasan.
Dalam
perencaan perkerasan jalan, ada beberapa hal yang mempengaruhinya, diantaranya
1.
Beban
lalu lintas
yaitu
jumlah volume lalu lintas dan beban gandar kendaraan. Beban yang bekerja pada
perkerasan
a. Beban lalu lintas
Beban
lalu lintas merupakan Dimensi, berat kendaraan, dan beban yang dimuat akan
menimbulkan gaya tekan pada sumbu kendaraan. Gaya tekan sumbu selanjutnya
disalurkan ke permukaan perkerasan dan akan memberikan kontribusi pada
perusakan jalan (Idris, M. dkk, 2009).
- beban arah vertikal : beban roda (statis &dinamis).
- beban arah horisontal
: gaya rem & gaya traksi
b. Faktor regional
Faktor
regional (FR) adalah faktor koreksi sehubungan dengan adanya perbedaan kondisi
dengan kondisi percobaan AASHTO Road Test dan disesuaikan dengan keadaan
Indonesia. FR dipengaruhi oleh bentuk elemen, persentase kendaraan berat yang
berhenti serta iklim.
- suhu, jumlah kendaraan berat, kondisi kemiringan jalan, curah
hujan
2. Umur rencana
yaitu lama waktu perkerasan jalan
berfungsi sejak dibuka sampai saat memerlukan perbaikkan. Umur rencana umumnya
berkisar antara 5 th, 10 th, 15 th dan 20 th, 40 th.
3. Kondisi awal dan kondisi
akhir perkerasan
Yaitu kondisi permukaan pada awal
pembukaan jalan dan kondisi permukaan perkerasan pada saat akhir umur rencana.
Jenis Struktur Perkerasan Jalan Raya
1.
Perkerasan
lentur
2.
Perkerasan
kaku
3.
Perkerasan
komposit
4.
Perkerasan
interblok
Tidak ada komentar:
Posting Komentar